Biografi Ganjar Pranowo: Profil, Biodata dan Perjalanan Karirnya


Biografi Ganjar Pranowo
– Ganjar Pranowo S. H. M. I. P merupakan seorang Gubernur Jawa Tengah yang sudah menjabat dua kali periode. Lalu bagaimana kehidupan masa kecil bapak Ganjar sampai bisa menjadi seorang Gubernur yang disayang masyarakatnya? Berikut penjelasannya lebih detail mengenai Bapak Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo dilahirkan dari keluarga yang sederhana pada tanggal 28 Oktober 1968 lalu di desa lereng Gunung Lawu, Karanganyar. Ganjar Pranowo memiliki nama asli Ganjar Sungkowo yang artinya Ganjaran dari kesusahan atau kesedihan. Namun, saat Ganjar akan memasuki sekolah dasar, nama Sungkowo diganti menjadi Pranowo oleh orang tuanya. Pergantian nama ini terjadi karena rasa ketakutan dari orang tua Ganjar, apabila nama Sungkowo tetap maka sang anak kelak selalu berkubang dengan kesialan dan kesusahan.

Ayah Ganjar bernama S. Pamudji dan Ibunya bernama Sri Suparni. Ganjar merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Nama-nama saudaranya yaitu Pri Kuntadi, Pri Pambudi Teguh, Joko Prasetyo, Prasetyowati, dan Nur Hidayati. Ayah Ganjar sendiri berprofesi sebagai polisi dan juga sempat ditugaskan mengikuti operasi penumpasan PRRI atau Permesta.

Sedari kecil, Ganjar sudah menunjukan jiwa kepemimpinannya. Hal itu terbukti saat Ganjar sekolah dasar, Beliau selalu terpilih menjadi ketua kelas. Saat akan memasuki SMP, keluarganya pindah ke Kutoarjo mengikuti tempat dimana ayahnya ditugaskan. Ganjar melanjutkan studinya di SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Di SMA beliau aktif dalam mengikuti kegiatan kepramukaan atau Dewan Ambalan.
Beli Buku di Gramedia

Saat akan lulus SMA tahun 1980, ayahnya pensiun dari kedinasan di Polri. Untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, ibunya membuka warung kelontong. Sementara Ganjar juga pernah merasakan berjualan bensin di pinggir jalan.

Setelah kelulusan SMA tiba, Ganjar melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum di Universitas Gadjah Mada. Di kampus, beliau bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Selama masa kuliah, Ganjar mengaku pernah mengambil cuti kuliah selama dua semester. Hal ini lantaran Ia tidak memiliki biaya untuk perkuliahan. Ganjar mengakui jika Ia memiliki hobi demonstrasi semasa kuliah. Ganjar pernah turut andil mendemo rektor UGM periode 1986-1990, yaitu Koesnadi Hardjasoemantri.

Pada tahun 1994 Ganjar bertemu dengan Siti Atikoh Supriyanti ketika sedang KKN di Temanggung, Jawa Tengah. Atikoh merupakan seorang anak dari tokoh Nahdlatul Ulama dari Purbalingga Jawa Tengah.

Menariknya dari hubungan mereka berdua adalah Ganjar Pranowo memiliki latar belakang GMNI dan PDI sedangkan Atikoh memiliki latar belakang pesantren di Purbalingga yang berafiliasi dengan NU dan PPP. Keduanya menikah pada tahun 1999 dan memiliki satu orang anak laki-laki yang bernama Muhammad Zinedine Alam Ganjar. Zinedine lahir pada tahun 2003 dan kini sudah bersekolah di SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah.

Awal Karir Ganjar Pranowo

Seusai Ganjar Pranowo lulus dari Fakultas Hukum UGM, Ia bekerja di lembaga konsultan HRD di Jakarta yaitu PT Prakarsa. Ganjar juga pernah bekerja di PT Prastawana Karya Samitra dan PT Semeru Realindo Inti. Ganjar aktif di GMNI dan mengagumi sosok Soekarno, dan Ganjar merupakan simpatisan PDI.

Pada tahun 1996, PDI memiliki konflik internal antara pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri sebagai representasi trah Bung Karno. Ganjar berada di kubu Megawati, meskipun pada kenyataannya ayah Ganjar merupakan seorang polisi dan kakaknya merupakan seorang hakim yang mana oleh Orba seluruh pejabat publik dilarang berpolitik dan harus mendukung Golkar sepenuhnya. Dan pada akhirnya Ganjar memilih berkarir politik melalui Partai PDIP yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.


Ganjar Pranowo, Ketua Umum KAGAMA

Pada November 2014, tepatnya kongres KAGAMA (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) di Kendari, Ganjar terpilih secara musyawarah menggantikan Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai ketua umum KAGAMA atau Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada periode 2014 sampai 2019.

Ganjar terpilih seusai melakukan musyawarah mufakat bersama tiga calon ketua umum lainnya, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono X yang merupakan Ketua Umum KAGAMA periode 2009 sampai 2014, Budi Karya Sumadi yang merupakan Ketua Pengda KAGAMA DKI Jakarta, dan juga Usman Rianse yang merupakan Pengda KAGAMA Sulawesi Tenggara, musyawarah tersebut bertempat di Hotel Grand Clarion, Kendari, Sulawesi Tenggara pada Sabtu, 8 November 2014.

Setelah terpilih Ganjar Pranowo memberikan sambutannya yang menyatakan bahwa program kerja KAGAMA janganlah sampai melupakan nilai-nilai dari perjuangan, kerakyatan dan kebangsaan yang sudah diajarkan oleh Universitas Gadjah Mada. Program yang akan dijalankan oleh Ganjar Pranowo salah satunya adalah menjalin sinergi dengan Pengurus Daerah sehingga terbangun guyub rukun antar anggota KAGAMA. Ganjar juga menambahkan bahwa jalinan komunikasi antar anggota KAGAMA dapat dilakukan secara fisik maupun virtual.


Ganjar Pranowo Anggota DPR-RI

Ganjar Pranowo pada awalnya tidak lolos saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR-RI pada pemilihan umum tahun 2004. Tetapi Ganjar menerima tugas sebagai pengganti antar waktu atau PAW untuk menggantikan rekan separtainya yang berada dalam daerah pemilihan yang sama yaitu Jakob Tobing, yang ditugaskan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri menjadi duta besar untuk Korea Selatan.

Ketika menjadi anggota DPR-RI periode 2004 sampai 2009, Ganjar Pranowo ditugaskan di Komisi IV yang turut mengawasi bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan dan Pangan. Tak hanya itu, Ganjar juga pernah ditempatkan pada Pansus atau Panitia Khusus RUU Partai Politik sebagai ketua panitia khusus, Anggota Badan Legislasi DPR-RI, dan juga Ketua Panitia Khusus tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD di DPR-RI.

Pada periode kedua sebagai anggota DPR-RI, Ganjar ditempatkan pada Komisi II yang mengawasi bidang Pemerintahan Dalam Negeri, Otonomi Daerah, Aparatur Negara, Reformasi Birokrasi, Pemilu, Pertanahan, dan Reforma Agraria. Ganjar Pranowo mulai dikenal oleh publik saat menjadi anggota Panitia Khusus Hak Angket Bank Century sekaligus menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR-RI.

Ganjar Pranowo merupakan mahasiswa pascasarjana di FISIP UI sejak tahun 2009, akan tetapi terpaksa cuti karena kesibukannya sebagai Anggota DPR-RI. Meskipun menjadi Anggota DPR-RI memiliki kesibukan yang cukup padat, tetapi Ganjar melanjutkan studinya sampai mampu menyelesaikan studi pascasarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 2013.


Profil Saat Menjabat Gubernur Jawa Tengah

Pada tahun 2013 Ganjar Pranowo maju sebagai calon Gubernur dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Tengah. Ganjar menggandeng Heru Sudjatmoko yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. Ganjar dan Heru dikenal dengan jargon “Mboten Korupsi Mboten Ngapusi” yang artinya tidak korupsi tidak membohongi. Keduanya menjadi pemenang dengan perolehan suara mencapai 48,82%.

Pada hari Jum’at, 23 Agustus 2013 pelantikan Ganjar Pranowo dan Heru sebagai Gubernur. Pelantikannya dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi bertempat di DPRD Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Semarang. Ganjar Pranowo kembali maju menjadi calon Gubernur Jawa Tengah.

Kali ini Ganjar menggandeng Taj Yasin Maimoen yang merupakan anggota DPRD Jawa Tengah periode 2014-2019 dari Fraksi PPP dan dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah 3. Kemenangan kembali berpihak pada Ganjar dengan perolehan suara 58,78% dengan perolehan 10.362.694 suara. Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen resmi menjadi Gubernur Jawa Tengah 2018 sampai 2023.

Dalam kepemimpinan yang dipimpin oleh Ganjar Pranowo semasa menjadi Gubernur Jawa Tengah, seperti halnya:

1. Inspeksi Mendadak di Jembatan Timbang

Ganjar menyita perhatian publik saat dirinya mengeluarkan kemarahan pada petugas Dishub yang melakukan inspeksi mendadak di Jembatan Timbang Subah, Kabupaten Batang, kejadian itu terjadi pada tanggal 27 April 2014. Ganjar melihat langsung beberapa kernet memberikan uang mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 20.000 atau di bawah denda resmi tertinggi sebesar Rp 60.000 kepada petugas.

Dengan menemukan praktik pungutan liar di Subah, dengan diikutinya kebijakan penutupan Jembatan Timbang di Jawa Tengah sejak Mei 2014.  Namun, kebijakan ini menyebabkan Jawa Tengah nantinya kehilangan pendapatan sebesar Rp 10,118 miliar seperti yang dicatat oleh Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK atas laporan keuangan Jawa Tengah untuk tahun 2014.

Salah seorang pimpinan komisi DPRD setempat, Alwin Basri mengatakan bahwa kebijakan tersebut malah menimbulkan kerugian bagi provinsi sendiri. Penutupan Jembatan Timbang tidak diikuti dengan kajian dan evaluasi tugas dan fungsi para pegawai yang bertugas di masing-masing Jembatan Timbang.


2. Twitter

Ganjar memanfaatkan sosial media Twitter untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Hal ini dilakukan Ganjar sejak sebelum menjadi Gubernur sampai saat ini menjadi Gubernur. Dalam pelantikan  pejabat kepala daerah, Ganjar meminta agar para pejabat aktif di akun sosial media agar dapat secara cepat menerima komplain dari warga dan dapat menanggapi dan mengetahui informasi terbaru dsri daerah masing-masing. Bagi Ganjar, melalui sosial media dirinya bisa mendengarkan masukan, kritikan bahkan protes dari masyarakat yang tidak suka dalam kebijakan yang dibuat.

3. Kasus Sengketa Semen Indonesia

Ganjar dianggap kurang komunikatif dalam menanggapi kasus sengketa Semen Indonesia dengan warga Rembang. Sejak tahun 2015 penolakan terhadap pembangunan pabrik semen di pegunungan Kendeng telah dilakukan warga dengan menempuh jalur hukum dan melakukan unjuk rasa.

Gugatan warga Kadeng untuk membatalkan izin pabrik semen dikabulkan setelab Mahkamah agung pada 2 Agustus 2016 mengeluarkan putusan Peninjauan Kembali yang membatalkan Surat Keoutusan tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan oleh PT Semen Gresik di Kabupaten Rembang. Walaupun putusan PK telah melarang penambangan dan pengeboran di atas cekungan air tanah di wilayah pegunungan Kendeng.

Pada tanggal 9 November 2016 Ganjar mengekuarkan adendum atau SK baru dengan mengubah nama PT Semen Gersik Tbk menjadi PT Semen Indonesia Tbk. Menurut Ganjar pengadilan belum memberikan penjelasan terkait keberadaan pabrik apakah akan dilanjutkan atau tidak sehingga pendirian pabrik semen Indonesia diteruskan karena tidak ada perintah penutupan.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, salah satu penggugat izin lingkungan dalam rilis tertulisnya menyebut bahwa Ganjar selaku Gubernur Jawa Tengah “mempermainkan hukum demi kepentingan industri“. Walhi Nur Hayati selaku Direktur Eksekutif mengatakan bahwa Ganjar telah melakukan siasat mengelak dari kewajiban mematuhi hukum dan putusan pengadilan saat warga taat dan menghormati hukum.

Pada tanggal 19 Desember 2016 ratusan warga Kendeng kembali berdemontrasi untuk menuntut penutupan pabrik semen di Rembang karena merasa kecewa dengan sikap Ganjar yang seolah mengalihkan perkara dengan mempersoalkan daftar nama warga yang terdapat nama Ultraman dan Power Rangers. Banyaknya desakan warga kepada gubernur supaya membatalkan izin lingkungan pembangunan pabrik sesuai putusan MA.

Ganjar mengeluarkan Surat Keputusan pada tanggal 17 Januari 2017 membatalkan adendum yang pernah Ia keluarkan sebelumnya. Ganjar memutuskan untuk menunda proses pendirian pabrik Semen Indonesia di Rembang sampai diterbitkan Surat Keputusan Izin yang telah disesuaikan dengan putusan PK MA. Akan tetapi izin baru “dengan sedikit perubahan wilayah” kembali diterbitkan pada tanggal 23 Februari 2017.

Dianggap buruk bagi penegakan hukum di Negara Indonesia, Lembaga Bantuan Hukum atau LBH Semerang turut mengecam penerbitan izin baru itu. Zainal Arifin selaku Direktur LBH Semarang menyebut bahwa izin lingkungan baru cacat hukum dan merupakan bentuk dari arogansi gubernur.

Sedangkan pada masa kepemimpinan Ganjar Pranowo menerapkan kredit pembiayaan dari Bank Jawa Tengah untuk UMKM dengan Produk KUR Mitra 25 dikenakan bubga tujuh persen per tahun. Sementara Mintra 02 sebesar dua persen, tanpa agunan dan tanpa adanya biaya administrasi. Saat diluncurkannya bunga kredit tercatat terendah se Indonesia dan banyak ditiru oleh pemerintah daerah lain di oenjuru tanah air bahkan mendapatkan perhatian dan apresiasi dari Presiden Joko Widodo.

Komisi Pemberantasan Korupsi memberi penghargaan kepada Ganjar sebagai pelapor gratifikasi terbanyak pada tahun 2015. Prestasi inilah diberikan atas keseriusan Ganjar dalam mengendalikan pemberian gratifikasi baik pada gubernur maupun pejabat pemerintah provinsi Jawa Tengah.

Ganjar Pranowo juga membuat terobosan baru dengan mengajak seluruh aparatur sipil negara atau ASN berjumlah lebih dari empat puluh ribu di Pemprov Jawa Tengah berzakat. Pendaparan ASN dipotong secara langsung sebesar 2,5%. Dalam sebulan bisa terkumpul sejumlah Rp 1,6 miliar yang dapat digunakan sebagai bantuan bencana, perbaikan rumah tak layak huni (RTLH), pendidikan dan pondok pesantren, masjid, bidang kesehatan dan lain sebagainya.

Pada tahun 2014 Ganjar Pranowo juga merencanakan progran pembentukan desa tangguh bencana. Targetnya adalah tahun 2018 seluruh desa dari 2204 desa rawan bencana di Jawa Tengah sudah terbentuk desa tangguh. Ganjar Pranowo juga membentuk seratus desa berdikari yang merupakan kawasan desa yang bisa mengembangkan potensi yang dimiliki baik pariwisata hingga sumber daya alam dan energi untuk pemberdayaan ekonomi di masyarakat.

Untuk bidang kesehatan, Ganjar Pranowo merencanakan pembangungan Rumah sakit modern yang bertaraf internasional di MAJT atau Masjid Agung Jawa Tengah. Ganjar Pranowo juga meluncurkan program “Jawa Tengah Gayeng Nginceng Wong Mateng” yang Ganjar gagas di awal masa pemerintahannya.

Ganjar Pranowo juga membuat Kartu Tani. Kartu Tani terdapat identitas petani, luas lahan, jenis tanaman, dan juga kebutuhan pupuk. Di luar, petani tak ada yang bisa mengakses pupuk bersubsidi sehingga meminimalisir kejahatan dan juga penyalahgunaan wewenang. Presiden Joko Widodo mengapresiasi dan menjadikan Kartu Tani menjadi program nasional.

Jika Grameds ingin mengetahui lebih mengenai bapak Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Jawa Tengah, Grameds dapat menambah informasi dengan membaca buku dan dapatkan bukunya yang tersedia di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha memberikan yang terbaik!

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah.

Sumber:  - Gramedia Literasi

1 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama